Melestarikan Air untuk Kelestarian Hidup Bersama
Melestarikan
Air untuk Kelestarian Hidup Bersama
WELERI
– Tanggal 22 Maret 2016 merupakan hari air sedunia atau World Water Day (WWD). Seperti
tahun-tahun sebelumnya, Gereja Katolik Santo Martinus Weleri ikut merayakan WWD
tersebut. Namun kali ini WWD 2016 diperingati pada hari Minggu (3/4) seusai
Novena di Gua Bunda Maria Ratu Besokor.
Acara diawali dengan tatap muka di gazebo
gua maria bersama Romo, peserta visitasi, dan juga tokoh masyarakat Desa Sidomukti,
Besokor. Lalu sambutan dari perwakilan pejabat desa. Kemudian dilanjutkan
dengan visitasi ke dua sumber mata air atau tuk yang mengairi masyarakat Desa
Sidomukti, yakni Tuk Siranda dan Tuk Ngangkrik.
Visitasi diikuti oleh sekitar 60 orang
yang meliputi Imam Gereja, Dewan Harian Gereja, Pengelola mata air, perwakilan
Putra-Putri Altar, perwakilan Orang Muda Katolik (OMK), perwakilan tokoh
masyarakat Desa Sidomukti, tim visitasi, serta dua orang tamu dari Temanggung.
“Tahun ini ada keterlibatan anak-anak muda
yang luar biasa,” ujar Yulianus Tedy Sukono, ketua visitasi.
Setibanya di Tuk Siranda, para peserta
visitasi melakukan doa bersama yang dipimpin oleh Romo Simon Atas Wahyudi, Pr
selaku Romo Paroki Gereja Katolik Santo Martinus Weleri.
Kemudian visitasi dilanjutkan menuju Tuk
Ngangkrik. Sesampainya di Tuk Ngangkrik dibuka dengan doa yang dipimpin oleh
Petrus Daljo Pranoto selaku pengurus Dewan Harian dan dilanjutkan dengan
pemotongan tumpeng.
Sebelum tumpeng dipotong, terlebih dahulu
didoakan oleh Muhammad Abdul Jamil selaku tokoh agama dari Desa Sidomukti.
Kemudian diserahkan kepada wakil panitia WWD dari Gereja Katolik Santo Martinus
Weleri.
Tedy mengungkapkan bahwa kegiatan
(visitasi, doa bersama, potong tumpeng) ini memiliki tujuan agar mata air tetap
mengalir dan tetap bisa memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar.
Menurut Fatah, perwakilan pejabat Desa Sidomukti,
Tuk Siranda dan Tuk Ngangkring telah mengairi beberapa wilayah di Pedukuhan
Sidomulyo sejak tahun 2003 tanpa mengalami kekeringan ketika musim kemarau
tiba.
“Selama ini kalau musim kemarau tidak
pernah mengalami kekeringan, paling
debit airnya saja berkurang, tapi airnya masih bisa mengalir,” ujar Fatah.
Dari acara ini, diharapkan agar masyarakat
dapat bersama-sama menjaga kelestarian air, serta sikap toleransi antar umat
beragama di Besokor dapat tetap terjalin dengan baik.
Komentar
Posting Komentar